This is featured post 1 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.
This is featured post 2 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.
This is featured post 3 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.
Minggu, 31 Maret 2013
AKHLAK YANG MULIA
AKHLAK MULIA
Segala puji bagi Allah yang menciptakan segala sesuatu,
membaguskan penciptaan-Nya dan menyusunnya. Dialah yang mendidik nabi kita,
Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, dan
dengan sebaik-baik pembinaan. Wa ba'du :
Sesungguhnya kemuliaan akhlak merupakan salah satu dari
sifat-sifat para nabi, orang-orang shiddiq dan kalangan shalihin. Dengan sifat
ini, berbagai derajat dapat dicapai dan kedudukan-kedudukannya ditinggikan.
Sesungguhnya Allah Jalla wa 'Ala mengistimewakan nabi-Nya, Muhammad
dengan ayat yang menghimpun baginya segala kemuliaan akhlak dan segenap
kebaikan tata pekerti, maka Allah Jalla wa 'Ala berfirman :
وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ
عَظِيمٍ ﴿٤﴾ سورة القلم
Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi
pekerti yang agung.
(QS.68:04)
Husnul khuluq (akhlak yang mulia) memunculkan rasa kasih sayang dan
kelembutan. Sedang su'ul khuluq (akhlak yang buruk) membuahkan rasa
saling benci, dengki dan memusuhi.
Sesungguhnya Nabi Shallallahu
'Alaihi wa Sallam telah menstimulasi agar berakhlak mulia (husnul khuluq)
dan konsisten terhadapnya. Dimana beliau Shallallahu
'Alaihi wa Sallam menghimpun secara bersama antara penyebutan at-taqwa (ketakwaan)
dan penyebutan husnul khuluq (akhlak yang mulia) ini. Beliau Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda :
« أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ الْجَنَّةَ ، تَقْوَى اللَّهِ وَحُسْنُ
الْخُلُقِ »
“Yang paling banyak memasukkan manusia ke dalam surga,
(adalah) takwa kepada Allah dan husnul khuluq (berperilaku baik). ” (HR.
At-Tirmidzi dan al-Hakim).
Husnul
khuluq itu adalah wajah yang berseri,
memberikan kebajikan, menahan diri dari menyakiti manusia, beserta segala yang
sudah sepatutnya bagi seorang muslim untuk bertutur kata yang baik dan menahan
amarah serta sabar menanggung beban.
Dan Nabi Shallallahu
'Alaihi wa Sallam
mewasiatkan kepada Abu Hurairah Radhiyallahu
'Anhu dengan sebuah wasiat agung, beliau Shallallahu
'Alaihi wa Sallam
bersabda :
« عَلَيْكَ بِحُسْنِ
الْخُلُقِ »
“Wahai Abu Hurairah,
seyogyanya anda untuk berperilaku baik (husnul khuluq).”
Abu Hurairah Radhiyallahu
'Anhu berkata, “Apakah husnul khuluq itu,
wahai Rasulullah?” Beliau Shallallahu
'Alaihi wa Sallam
bersabda :
« تَصِلُ مَنْ قَطَعَكَ، وَتَعْفُو عَمَّنْ ظَلَمَكَ،
وَتُعْطِي مَنْ حَرَمَكَ »
“Anda menyambung (tali persaudaraan kepada) orang yang
memutuskan (hubungan dengan)mu, dan anda memaafkan (kesalahan atas) orang yang
menzalimimu, dan anda memberi orang yang enggan memberi kepadamu.” (HR.
Al-Baihaqi).
Simaklah -wahai saudaraku yang mulia-
sebuah pengaruh yang dahsyat dan ganjaran yang besar untuk pekerti yang mulia
dan tabiat yang baik ini, Rasulullah Shallallahu
'Alaihi wa Sallam
bersabda :
« إِنَّ الرَّجُلَ لَيُدْرِكُ
بِحُسْنِ الْخُلُقِ دَرَجَةَ الصَّائِمِ الْقَائِمِ »
“Sesungguhnya seseorang dengan husnul khuluq akan memperoleh
derajat ash-sha`im (ahli puasa) dan al-qa`im (ahli shalat malam).” (HR.
Ahmad).
Dan Nabi Shallallahu
'Alaihi wa Sallam
menilai amalan husnul khuluq bagian dari (barometer) kesempurnaan iman.
Beliau Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda :
« أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ
إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا »
“Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik
akhlaknya.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud).
Seyogyanya anda sebagaimana yang disabdakan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam :
« أَحَبُّ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ أَنْفَعَهُمْ ، وَأَحَبُّ
الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ سُرُورٍ تُدْخِلُهُ عَلَى مُسْلِمٍ ، أَوْ تَكْشِفُ
عَنْهُ كُرْبَةً ، أَوْ تَقْضِي عَنْهُ دِينًا ، أَوْ تُطْرَدُ عَنْهُ جُوعًا ،
وَلأَنْ أَمْشِيَ مَعَ أَخِي الْمُسْلِمِ فِي حَاجَةٍ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ
أَعْتَكِفَ فِي الْمَسْجِدِ شَهْرًا »
“Manusia yang paling dicintai di sisi Allah adalah yang
paling bermanfaat diantara mereka, dan amalan yang paling dicintai di sisi
Allah (adalah) kebahagiaan yang anda masukkan ke (hati) seorang muslim, atau
anda membebaskan kesusahannya, atau anda membayarkan hutangnya, atau anda
menghilangkan rasa laparnya. Karena itu aku berjalan bersama saudaraku yang muslim dalam suatu keperluannya lebih
aku sukai daripada aku beri'tikaf di masjid (yaitu: masjid Madinah, pent.) ini
sebulan lamanya .” (HR. Thabrani).
Seorang muslim diperintahkan untuk
berkata halus dan lembut sehingga ucapannya tersebut menjadi amalan yang
memberatkan timbangan kebajikannya. Beliau Shallallahu
'Alaihi wa Sallam
bersabda :
« الْكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ
صَدَقَةٌ »
“Kata baik (yang terlontar terbilang) sedekah.”
(Muttafaqun 'Alaihi).
Bahkan sebuah senyuman ringan yang tidak membebani
seorang muslimpun dalam melakukannya, diberikan balasan. Sebagaimana sabda Nabi
Shallallahu 'Alaihi wa Sallam :
« تَبَسُّمُكَ فِي وَجْهِ
أَخِيْكَ صَدَقَةٌ »
“Senyummu terhadap saudaramu merupakan sebuah sedekah.”
(HR. At-Tirmidzi).
Pengarahan-pengarahan Nabi dalam menyemangati amalan husnul
khuluq ini dan sikap menanggung derita beliau Shallallahu
'Alaihi wa Sallam yang banyak dan populer, serta perjalanan hidupnya
merupakan contoh hidup yang dapat dipetik dari sikap beliau Shallallahu 'Alaihi wa Sallam sendiri terhadap dirinya, keluarga, tetangga, kalangan
kaum muslimin yang lemah, orang-orang bodoh di antara mereka, bahkan terhadap
orang kafir sekalipun. Allah Ta'ala berfirman :
وَلاَ يَجْرِمَنَّكُمْ
شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَى أَلاَّ تَعْدِلُواْ اعْدِلُواْ هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى ﴿٨﴾
سورة المآئدة
Dan janganlah
sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku
tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. (QS.68:04)
Sesungguhnya ciri-ciri perangai yang baik (husnul khuluq)
itu terhimpun dalam berbagai sifat yang banyak. Maka kenalilah ciri-ciri
tersebut –wahai saudara muslimku- dan konsistenlah dengannya. Secara umum,
yaitu :
Seorang yang banyak malu, sedikit menyakiti, banyak
kebaikannya, jujur lisannya, sedikit bicaranya, banyak kerja, sedikit kekhilafan
dan sikap berlebih-lebihannya. Seorang yang berbakti, suka memberi, berwibawa,
penyabar, bersyukur, ridha, santun, lembut, menjaga diri, belas kasih. Tidak
suka melaknat dan mencemooh, menghasut, ngerumpi, serta tidak tergesa-gesa,
tidak pula dengki, pelit, apalagi hasad. Seseorang yang berwajah ramah dan
periang, mencintai dan menyukai sesuatu karena Allah, serta membenci sesuatu
karena Allah pula.
Pangkal dari segala akhlak yang tercela (al-akhlaq
al-madzmumah) adalah kesombongan, penghinaan dan peremehan. Sedangkan
pangkal dari segala akhlak yang terpuji (al-akhlaq al-mahmudah) adalah
khusyu' dan kemauan yang kuat. Maka berbangga-banggan, kufur nikmat,
berpoya-poya, takjub terhadap diri sendiri, dengki, sewenang-wenang, angkuh,
zhalim, kasar dan arogan, pamer, enggan menerima nasihat, mementingkan diri
sendiri, minta diangkat, gila kedudukan dan jabatan, dan lain sebagainya. Itu
semua bersumber dari al-kibr (kesombongan).
Adapun dusta, khianat, riya, muslihat, tipu daya, kerakusan,
pengecut, kebakhilan, kelemahan, kemalasan, menghinakan diri kepada selain
Allah, dan sikap mengambil sesuatu yang rendah sebagai pengganti yang lebih
baik, dan lain sebagainya. Maka semua itu bersumber dari penghinaan dan
peremehan serta kerdilnya jiwa.
Sekiranya anda mencari ketakwaan, anda akan mendapati
seorang lelaki membenarkan ucapannya dengan perbuatannya.
Sekiranya seorang bertakwa kepada Allah dan menaati-Nya
maka kedua tangannya diantara kemulian dan ketinggian
akan ketakwaan.
Sekiranya ia mengakar dalam ketakwaan
Ada dua mahkota, mahkota ketenangan dan kebesaran
Sekiranya anda menyebutkan nasab hubungan keturunan, maka saya tidak melihat
silsilah hubungan (yang seerat) seperti (diantara
hubungan) amal-amal shaleh.
Saudara muslimku :
Sesungguhnya dia adalah momentum mulia dimana anda dapat
memperoleh ganjaran berperilaku dengan sifat-sifat yang baik, dan mengarahkan
diri anda untuk menggenggamnya, dan bekerja keras dalam hal tersebut. Jauhi dan
tinggalkanlah sifat iri dan benci, kekejian lisan, ketidakadilan, dan ghibah,
mengadu domba, kikir, memutuskan tali silaturahmi. Aku terheran terhadap orang
yang membersihkan wajahnya 5 (lima) kali sehari dalam rangka menyembut seruan
Allah, namun ia enggan membersihkan dirinya sekali saja dalam setahun untuk
sekedar menghilangkan berbagai daki-daki dunia yang melekat, serta kepekatan
hati dan kemungkaran akhlaknya !!
Berantusiaslah terhadap upaya melatih diri dari menahan
amarah, dan gembirakanlah orang-orang sekitar anda, diantaranya kedua orangtua,
istri dan anak-anak, para sahabat dan relasi dengan interaksi yang baik, tutur
kata yang manis, muka yang berseri, dan berharaplah akan pahala pada segala hal
demikian itu.
Dan seyogyanya anda –Saudara muslimku- sebagaimana yang
diwasiatkan Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dalam bahasa yang ringkas
padat (al-jami'ah). Beliau Shallallahu 'Alaihi wa
Sallam bersabda :
« اتَّقِ اللَّهَ حَيْثُمَا
كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ
بِخُلُقٍ حَسَنٍ »
“Bertakwalah
kepada Allah dimana pun anda berada, dan ikutilah keburukan dengan kebaikan
yang akan menghapusnya, dan perlakukanlah manusia dengan perlakuan yang baik.”
(HR. At-Tirmidzi).
Semoga Allah menjadikan kita dan segenap kalian termasuk
orang-orang yang disabdakan oleh Rasul Shallallahu
'Alaihi wa Sallam
:
« إِنَّ أَقْرَبَكُمْ مِنِّى
مَجْلِساً يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَحْسَنُكُمْ خُلُقاً »
“Sesungguhnya
yang paling dekat kedudukan diantara kalian dariku pada hari Kiamat (adalah)
yang paling baik akhlaknya diantara kalian.” (HR. Ahmad, at-Tirmidzi dan
Ibnu Hibban).
Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu pengampunan,
kesehatan, perlindungan selamanya. Ya Allah, baguskan akhlak-akhlak kami dan
perindahilah perangai-perangai kami. Ya Allah sebagaimana Engkau telah membaguskan
rupa kami, maka baguskanlah akhlak kami dengan segala karunia-Mu. Ya Rabb kami,
ampunilah kami, kedua orangtua kami dan seluruh kaum muslimin. Semoga shalawat
senantiasa tercurah atas Nabi kami, Muhammad, dan kepada keluarga dan segenap
sahabatnya.
Waallahu A'lam Bishawab,
(Di sadur dari kitab Abdul Malik Al-Qasim)
Wassalam,
desiadha, Kuningan, Indonesia 2013
Sabtu, 30 Maret 2013
Wasiat-wasiat Untuk Pemuda dan Pemudi
74 wasiat untuk pemuda
Segala puji bagi
Allah yang berfirman:“Dan sungguh Kami telah memerintahkan orang-orang yang
diberi kitab sebelum kamu dan (juga) kepada kamu; bertakwalah kepada Allah.”
(An-Nisa’: 131)
Serta shalawat dan
salam semoga senantiasa tercurah kepada hamba dan rasul-Nya Muhammad yang
bersabda:
“Aku wasiatkan kepada
kalian agar bertakwa kepada Allah , serta agar kalian mendengar dan patuh.”
Dan takwa kepada
Allah adalah mentaati-Nya dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya.
Wa ba’du:
Berikut ini adalah
wasiat islamik yang berharga dalam berbagai aspek seperti ibadah, muamalah,
akhlaq, adab dan yang lainnya dari sendi-sendi kehidupan. Kami persembahkan
wasiat ini sebagai peringatan kepada para pemuda muslim yang senantiasa
bersemangat mencari apa yang bermanfaat baginya, dan sesungguhnya peringatan
itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman. Kami memohon kepada Allah agar
menjadikan hal ini bermanfaat bagi orang yang membacanya ataupun
mendengarkannya. Dan agar memberikan pahala yang besar bagi penyusunnya,
penulisnya, yang menyebarkannya ataupun yang mengamalkannya. Cukuplah bagi kita
Allah sebaik-baik tempat bergantung.
1. Ikhlaskanlah niat
kepada Allah dan hati-hatilah dari riya’ baik dalam perkataan ataupun
perbuatan.
2. Ikutilah sunnah
Nabi dalam semua perkataan, perbuatan, dan akhlaq.
3. Bertaqwalah kepada
Allah dan ber’azamlah untuk melaksanakan semua perintah dan menjauhi segala
larangan-Nya.
4. Bertaubatlah
kepada Allah dengan taubat nashuha dan perbanyaklah istighfar.
5. Ingatlah bahawa
Allah senatiasa mengawasi gerak-gerikmu. Dan ketahuilah bahawa Allah melihatmu,
mendengarmu dan mengetahui apa yang tersirat di hatimu.
6. Berimanlah kepada
Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari akhir serta
qadar yang baik ataupun yang buruk.
7. Janganlah engkau
taqlid (mengikut) kepada orang lain dengan buta (tanpa memilih dan memilah mana
yang baik dan yang buruk serta mana yang sesuai dengan sunnah/syari’at dan mana
yang tidak). Dan janganlah engkau termasuk orang yang tidak punya pendirian.
8. Jadilah engkau
sebagai orang pertama dalam mengamalkan kebaikan kerana engkau akan mendapatkan
pahalanya dan pahala orang yang mengikuti/mencontohmu dalam mengamalkannya.
9. Peganglah kitab
Riyadhush Shalihin, bacalah olehmu dan bacakan pula kepada keluargamu, demikian
juga kitab Zaadul Ma’ad oleh Ibnul Qayyim.
10. Jagalah selalu
wudhu’mu dan perbaharuilah. Dan jadilah engkau senantiasa dalam keadaan suci
dari hadats dan najis.
11. Jagalah selalu
shalat di awal waktu dan berjamaah di masjid terlebih lagi sahalat ‘Isya dan
Fajr (shubuh).
12. Janganlah memakan
makanan yang mempunyai bau yang tidak enak seperti bawang putih dan bawang
merah. Dan janganlah merokok agar tidak membahayakan dirimu dan kaum muslimin.
13. Jagalah selalu
shalat berjamaah agar engkau mendapat kemenangan dengan pahala yang ada pada
shalat berjamaah tersebut.
14. Tunaikanlah zakat
yang telah diwajibkan dan janganlah engkau bakhil kepada orang-orang yang
berhak menerimanya.
15. Bersegeralah
berangkat untuk shalat Jumat dan janganlah berlambat-lambat sampai setelah
adzan kedua kerana engkau akan berdosa.
16. Puasalah di bulan
Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah agar Allah
mengampuni dosa-dosamu baik yang telah lalu ataupun yang akan datang.
17. Hati-hatilah dari
berbuka di siang hari di bulan Ramadhan tanpa udzur syar’i sebab engkau akan berdosa
kerananya.
18. Tegakkanlah
shalat malam (tarawih) di bulan Ramadhan terlebih-lebih pada malam lailatul
qadar dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah agar engkau
mendapatkan ampunan atas dosa-dosamu yang telah lalu.
19. Bersegeralah untuk
haji dan umrah ke Baitullah Al-Haram jika engkau termasuk orang yang mampu dan
janganlah menunda-nunda.
20. Bacalah Al-Qur’an
dengan mentadaburi maknanya. Laksanakanlah perintahnya dan jauhi larangannya
agar Al-Qur’an itu menjadi hujjah bagimu di sisi rabmu dan menjadi penolongmu
di hari qiyamat.
21. Senantiasalah
memperbanyak dzikir kepada Allah baik perlahan-lahan ataupun dikeraskan, apakah
dalam keadaan berdiri, duduk ataupun berbaring. Dan hati-hatilah engkau dari
kelalaian.
22. Hadirilah majlis-majlis
dzikir kerana majlis dzikir termasuk taman syurga.
23. Tundukkan
pandanganmu dari aurat dan hal-hal yang diharamkan dan hati-hatilah engkau dari
mengumbar pandangan, kerana pandangan itu merupakan anak panah beracun dari
anak panah Iblis.
24. Janganlah engkau
panjangkan pakaianmu melebihi mata kaki dan janganlah engkau berjalan dengan
kesombongan/keangkuhan.
25. Janganlah engkau
memakai pakaian sutera dan emas kerana keduanya diharamkan bagi laki-laki.
26. Janganlah engkau
menyerupai wanita dan janganlah engkau biarkan wanita-wanitamu menyerupai
laki-laki.
27. Biarkanlah
janggutmu kerana Rasulullah: “Cukurlah kumis dan panjangkanlah janggut.” (HR.
Bukhari Dan Muslim)
28. Janganlah engkau
makan kecuali yang halal dan janganlah engkau minum kecuali yang halal agar
doamu diijabah.
29. Ucapkanlah
"bismillah" ketika engkau hendak makan dan minum dan ucapkanlah
"alhamdulillah" apabila engkau telah selesai.
30. Makanlah dengan
tangan kanan, minumlah dengan tangan kanan, ambillah dengan tangan kanan dan
berilah dengan tangan kanan.
31. Hati-hatilah dari
berbuat kezhaliman kerana kezhaliman itu merupakan kegelapan di hari kiamat.
32. Janganlah engkau
bergaul kecuali dengan orang mukmin dan janganlah dia memakan makananmu kecuali
engkau dalam keadaan bertaqwa (dengan ridha dan memilihkan makanan yang halal
untuknya).
33. Hati-hatilah dari
suap-menyuap (kolusi), baik itu memberi suap, menerima suap ataupun
perantaranya, kerana pelakunya terlaknat.
34. Janganlah engkau
mencari keridhaan manusia dengan kemurkaan Allah kerana Allah akan murka
kepadamu.
35. Ta’atilah
pemerintah dalam semua perintah yang sesuai dengan syari’at dan doakanlah
kebaikan untuk mereka.
36. Hati-hatilah dari
bersaksi palsu dan menyembunyikan persaksian.
“Barangsiapa yang
menyembunyikan persaksiannya maka hatinya berdosa. Dan Allah maha mengetahui
apa yang kalian kerjakan.” (Al-Baqarah: 283)
37. “Dan ber amar
ma’ruf nahi mungkarlah serta shabarlah dengan apa yang menimpamu.” (Luqman: 17)
Ma’ruf adalah apa-apa
yang diperintahkan oleh Allah dan rasul-Nya , dan mungkar adalah apa-apa yang
dilarang oleh Allah dan rasul-Nya.
38. Tinggalkanlah
semua hal yang diharamkan baik yang kecil ataupun yang besar dan janganlah
engkau bermaksiat kepada Allah dan janganlah membantu seorangpun dalam
bermaksiat kepada-Nya.
39. Janganlah engkau
dekati zina. Allah berfirman: “Janganlah kalian mendekati zina. Sesungguhnya
zina itu adalah kekejian dan sejelek-jelek jalan.” (Al-Isra’:32)
40. Wajib bagimu
berbakti kepada orang tua dan hati-hatilah dari mendurhakainya.
41. Wajib bagimu
untuk silaturahim dan hati-hatilah dari memutuskan hubungan silaturahim.
42. Berbuat baiklah
kepada tetanggamu dan janganlah menyakitinya. Dan apabila dia menyakitimu maka
bersabarlah.
43. Perbanyaklah
mengunjungi orang-orang shalih dan saudaramu di jalan Allah.
44. Cintalah kerana
Allah dan bencilah juga kerana Allah kerana hal itu merupakan tali keimanan
yang paling kuat.
45. Wajib bagimu
untuk duduk bermajlis dengan orang shalih dan hati-hatilah dari bermajlis
dengan orang-orang yang jahat.
46. Bersegeralah
untuk memenuhi hajat (keperluan) kaum muslimin dan buatlah mereka bahagia.
47. Berhiaslah dengan
kelemahlembutan, sabar dan teliti. Hatilah-hatilah dari sifat keras, kasar dan
tergesa-gesa.
48. Janganlah
memotong pembicaraan orang lain dan jadilah engkau pendengar yang baik.
49. Sebarkanlah salam
kepada orang yang engkau kenal ataupun tidak engkau kenal.
50. Ucapkanlah salam
yang disunahkan iaitu "assalamualaikum" dan tidak cukup hanya dengan
isyarat telapak tangan atau kepala saja.
51. Janganlah mencela
seorangpun dan mensifatinya dengan kejelekan.
52. Janganlah
melaknat seorangpun termasuk haiwan dan benda mati.
53. Hati-hatilah dari
menuduh dan mencoreng kehormatan orang lain kerana hal itu termasuk dosa yang
paling besar.
54. Hati-hatilah dari
namimah (mengadu domba), yakni menyampaikan perkataan di antara manusia dengan
maksud agar terjadi kerosakan di antara mereka.
55. Hati-hatilah dari
ghibah, yakni engkau menceritakan tentang saudaramu apa-apa yang dia benci jika
mengetahuinya.
56. Janganlah engkau
mengagetkan, menakuti dan menyakiti sesama muslim.
57. Wajib bagimu
melakukan ishlah (perdamaian) di antara manusia kerana hal itu merupakan amalan
yang paling utama.
58. Katakanlah
hal-hal yang baik, jika tidak maka diamlah.
59. Jadilah engkau
orang yang jujur dan janganlah berdusta kerana dusta akan menghantarkan kepada
dosa dan dosa menghantarkan kepada neraka.
60. Janganlah engkau
bermuka dua. Datang kepada sekelompok dengan satu wajah dan kepada kelompok
lain dengan wajah yang lain.
61. Janganlah
bersumpah dengan selain Allah dan janganlah banyak bersumpah meskipun engkau
benar.
62. Janganlah
menghina orang lain kerana tidak ada keutamaan atas seorangpun kecuali dengan
taqwa.
63. Janganlah
mendatangi dukun, ahli nujum serta tukang sihir dan jangan membenarkan
(perkataan) mereka.
64. Janganlah
menggambar gambar manusia dan binatang. Sesungguhnya manusia yang paling keras
adzabnya pada hari kiamat adalah tukang gambar.
65. Janganlah
menyimpan gambar makhluk yang bernyawa di rumahmu kerana akan menghalangi
malaikat untuk masuk ke rumahmu.
66. Tasymitkanlah
orang yang bersin dengan membaca: "yarhamukallah" apabila dia
mengucapkan: "alhamdulillah"
67. Jauhilah bersiul
dan tepuk tangan.
68. Bersegeralah
untuk bertaubat dari segala dosa dan ikutilah kejelekan dengan kebaikan kerana
kebaikan tersebut akan menghapuskannya. Dan hati-hatilah dari menunda-nunda.
69. Berharaplah
selalu akan ampunan Allah serta rahmat-Nya dan berbaik sangkalah kepada Allah .
70. Takutlah kepada
adzab Allah dan janganlah merasa aman darinya.
71. Bersabarlah dari
segala mushibah yang menimpa dan bersyukurlah dengan segala kenikmatan yang
ada.
72. Perbanyaklah
melakukan amal shalih yang pahalanya terus mengalir meskipun engkau telah mati,
seperti membangun masjid dan menyebarkan ilmu.
73. Mohonlah syurga
kepada Allah dan berlindunglah dari neraka.
74. Perbanyaklah
mengucapkan shalawat dan salam kepada Rasulullah.
Shalawat dan salam
senantiasa Allah curahkan kepadanya sampai hari kiamat juga kepada keluarganya
dan seluruh shahabatnya.
waallahu a'lam bishawab,
(Diterjemahkan dari buletin
berjudul 74 Washiyyah li Asy-Syabab terbitan Daarul Qashim Riyadl-KSA oleh Abu
Abdurrahman Umar Munawwir)
Wassalam,
Desiadha, Kuningan, Indonesia 2013
Jumat, 29 Maret 2013
MEMAHAMI AYAT-AYAT KAUNIAH
Memahami
Ayat-Ayat Kauniah
Ayat-ayat
kauniah adalah merupakan ayat-ayat Allah yang tidak tersurat di dalam
mushap-mushap, akan tetapi ayat-ayat kauniah tersebut tersirat di
belantara alam semesta ini. Ayat-ayat yang tersirat ini diantaranya
yatiu langit, laut, ikan, binatang dan lain sebagainya. Sebagai Hamba
Allah, kita di perintahkan untuk selalu mentafakuri dan mentadaburi
ayat-ayat Allah SWT, baik yang tersurat di dalam al-Quran maupun yang
tersirat di alam jagat raya ini yakni tentang ciptaan-ciptaan Allah
SWT, Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Terkait
dengan ayat-ayat kauniah ini, Rasulullah SAW, memerintahkan kepada
orang-orang yang beriman untuk selalu berfikir atau mentafakuri
ciptaan-ciptaan Allah SWT. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW,
“berfikirlah (bertafakurlah) kalian tentang ciptaan-ciptaan-Ku
(Allah), janganlah kalian berfikir tentang Aku (Allah), jika kalian
berfikir tentang-Ku niscaya kalian akan binasa”. (al-Hadits).
Sangat urgennya berfikir, Rasulullah SAW memerintahkan kepada umatnya
agar selalu berfikir dan mentadaburi ciptaan-ciptaan Allah SWT, agar
mendapatkan sesuatu yang berharga yaitu I'tibar, Hikmah dan Hidayah
dari Allah SWT.
Allah
SWT, mempertegas di dalam al-Quran surat al-Álaq, bahwa manusia itu
di perintahkan untuk “Membaca”. Membaca adalah sebagai alat
mediasi untuk berfikir dan tafakur tentang ayat-ayat Allah baik yang
tersurat dan yang tersirat. Dalam hal ini penulis mengajak pembaca
yang budiman untuk memahami kembali tentang Ayat-Ayat Kauniah, agar
kita mendapatkan I'tibar, Hikmah dan Hidayah dari Allah SWT, untuk
menambahkan sedikit bacaan dan wawasan dipersilahkan kepada para
pembaca yang budiman melihat serta membaca WEB alamatnya:
htt://aminazra.blogspot.com
(ESQ Corner)
htt://desiadha.blogspot.com
(Cahaya Adha)
Rabu, 27 Maret 2013
HIKMAH PENCIPTAAN LAUT
Hikmah
Penciptaan Laut
Laut itu sebagian besar
permukaan bumi, kira-kira tiga perempat bagian. Sifat-sifat air laut
itu berbeda dengan tanah diantaranya, air mudah mengalir dari satu
tempat ketempat yang lain. Temeratur air adakalanya rendah. Air laut
baik sekali untuk memantulkan sinar matahari. Oleh sebab itu
temperatur air laut pada umumnya tinggi. Tidak begitu panas di siang
hari dan tidak begitu dingin di malam hari. Perbedaan temperatur
antara siang dan malam di laut tersebut hanya 2o Celcius.
Menurut pendapat orang
yang ahli dalam bidang kelautan itu, sudah begitu keadanya sepanjang
masa, tidak mengalami perubahan sejak berjuta-juta tahuan yang lalu.
Lain halnya daratan yang terdiri dari gunung-gunung dan
lembah-lembah. Dari dalam tanah tumbuh kayu kemudian berbuah menjadi
tanah kembali. Akan tetapi laut tidak mengalami perubahan. Menurut
penelitian, laut yang paling dalam sama halnya dengan gunung yang
paling tinggi. Ada laut yang dalamnya sampai 30.000 kaki.
Menurut keterangan seoang
penulis yaitu George Aip Kusto, yaitu berhasil membuka
rahasia kedalaman laut pada tahun 1956 dengan mempergunakan gambar
yang bisa ditangkap oleh fotografy.
Sekarang perhatikan dan
pikirkanlah bagaimana Tuhan menciptakan mutiara itu tersimpan dalam
kulitnya yang keras dibawah air. Perhatikan pula bagaimana Tuhan
menumbuhkan batu marjan dari dalam batu karang, selanjutnya
perhatikan juga yang lain berupa ambar dan berbagai benda indah yang
amat banyak macamnya, yang tersimpan dalam lautan dan dapat
dikeluarkan dari situ. Seterusnya lihatlah pada kapal-kapal yang
dapat berjalan di atas air dengan membawa beratus-ratus bahkan
beribu-ribu penumpang untuk mengarunggi lautan tersebut meuju tempat
yang dikehendaki
oleh masing-masing
penumpang itu. Ada yang tujuan berdagang, mencari ilmu pengetahuan,
mecarai kekayaan, bertamasya dan lain-lain. Dan ada juga diantaranya
ada yang khusus membawa mutan yang berat. Semua itu tentulah dengan
kekusaan dan ijin Allah SWT.
Lebih hebat lagi dari
keajiban semua itu ialah air. Ya, air yang ada di lautan tersebut.
Bukankah itu hanya berasal dari setetes air juga, tetapi setelah
terkumpul menjadi satu dan merupakan alunan ombak yang dahsyat serta
gelombangnya bagaikan gunung tinggi. Inilah yang paling tampak
kaajaibannya.
Sekarang telah diketahui
orang bahwa ombak yang bergerak bisa mempunyai kekuatan sembilan ribu
(9000) kali kekuatan kuda. Pada tahun 1872 di Skotlandia pernah
terjadi ombak yang dapat menjungkirbaliakan besi yang beratnya dua
ribu ton. Pada tempat yang lain pernah pula terjadi ombak yang dapat
melemparkan batu yang beratnya 175 kati setinggi 100 kaki dari
permukaan laut.
Pada tahun 1737 di
pelabuhan pandu Haj, ombak telah membunuh 300.000 orang yang berada
di tempat tersebut dan menenggelamkan 20.000 perahu.
Perhatikan pula air laut
yang berasal dari setetes air itu. Bukankah itu hanya benda cair yang
berkumpul dari antara sekian banyak atomnya, lalu menjadi satu yang
pelik sekali susunannya, tetapi muadah untuk dipish-pisahkan. Dengan
air itulah tergantung kehidupan segala yang ada di permukaan bumi,
baik yang berupa binatang dan tumbuh-tumbuhan. Cobalah kalau
seseorang membutuhkan seteguk air, apakah yang hendak diperbuatnya,
jika ia memiliki harta segudang di dunia ini...? rasanya seluruh
harta dan kekayaanya akan dibelanjakan hanya untuk memperoleh seteguk
air tersebut. Seluruh harta karunya pasti rela di belanjakan untuk
minumnya,sekalipun meliputi seluruh gudang bumi.
Oleh sebab itu cobalah
renungkan kembali betapa keajiban lautan itu, semua berupa air yang
bagi seseorang sedang berada di tengah samudra itu hanya airlah yang
tampak kemana saja ia menharahkan pandangannya. Dari lautan, lihatlah
pula sungai, danau, telaga dan sampai ke air terjun, besar dan kecil,
seterusnya mata air asli serta buatan semacam perigi dan yang
lainnya. Unuk itu membutuhkan waktu yang panjang sekali guna
mengadakan penyelidikannya.
Waallahu 'alam bishawab,
Dinukil dari kitab al-Hikmah wal
Fikrah
(Imam Al-Ghazali)
Wassalam,
Desiadha,
Kuningan, Indonesia 2013