SELAMAT DATANG DAN TERIMAKASIH BANYAK ATAS KUNJUNGANNYA

Rabu, 27 Maret 2013

HIKMAH PENCIPTAAN LAUT


Hikmah Penciptaan Laut



Laut itu sebagian besar permukaan bumi, kira-kira tiga perempat bagian. Sifat-sifat air laut itu berbeda dengan tanah diantaranya, air mudah mengalir dari satu tempat ketempat yang lain. Temeratur air adakalanya rendah. Air laut baik sekali untuk memantulkan sinar matahari. Oleh sebab itu temperatur air laut pada umumnya tinggi. Tidak begitu panas di siang hari dan tidak begitu dingin di malam hari. Perbedaan temperatur antara siang dan malam di laut tersebut hanya 2o Celcius.

Menurut pendapat orang yang ahli dalam bidang kelautan itu, sudah begitu keadanya sepanjang masa, tidak mengalami perubahan sejak berjuta-juta tahuan yang lalu. Lain halnya daratan yang terdiri dari gunung-gunung dan lembah-lembah. Dari dalam tanah tumbuh kayu kemudian berbuah menjadi tanah kembali. Akan tetapi laut tidak mengalami perubahan. Menurut penelitian, laut yang paling dalam sama halnya dengan gunung yang paling tinggi. Ada laut yang dalamnya sampai 30.000 kaki.

Menurut keterangan seoang penulis yaitu George Aip Kusto, yaitu berhasil membuka rahasia kedalaman laut pada tahun 1956 dengan mempergunakan gambar yang bisa ditangkap oleh fotografy.

Sekarang perhatikan dan pikirkanlah bagaimana Tuhan menciptakan mutiara itu tersimpan dalam kulitnya yang keras dibawah air. Perhatikan pula bagaimana Tuhan menumbuhkan batu marjan dari dalam batu karang, selanjutnya perhatikan juga yang lain berupa ambar dan berbagai benda indah yang amat banyak macamnya, yang tersimpan dalam lautan dan dapat dikeluarkan dari situ. Seterusnya lihatlah pada kapal-kapal yang dapat berjalan di atas air dengan membawa beratus-ratus bahkan beribu-ribu penumpang untuk mengarunggi lautan tersebut meuju tempat yang dikehendaki
oleh masing-masing penumpang itu. Ada yang tujuan berdagang, mencari ilmu pengetahuan, mecarai kekayaan, bertamasya dan lain-lain. Dan ada juga diantaranya ada yang khusus membawa mutan yang berat. Semua itu tentulah dengan kekusaan dan ijin Allah SWT.

Lebih hebat lagi dari keajiban semua itu ialah air. Ya, air yang ada di lautan tersebut. Bukankah itu hanya berasal dari setetes air juga, tetapi setelah terkumpul menjadi satu dan merupakan alunan ombak yang dahsyat serta gelombangnya bagaikan gunung tinggi. Inilah yang paling tampak kaajaibannya.

Sekarang telah diketahui orang bahwa ombak yang bergerak bisa mempunyai kekuatan sembilan ribu (9000) kali kekuatan kuda. Pada tahun 1872 di Skotlandia pernah terjadi ombak yang dapat menjungkirbaliakan besi yang beratnya dua ribu ton. Pada tempat yang lain pernah pula terjadi ombak yang dapat melemparkan batu yang beratnya 175 kati setinggi 100 kaki dari permukaan laut.

Pada tahun 1737 di pelabuhan pandu Haj, ombak telah membunuh 300.000 orang yang berada di tempat tersebut dan menenggelamkan 20.000 perahu.

Perhatikan pula air laut yang berasal dari setetes air itu. Bukankah itu hanya benda cair yang berkumpul dari antara sekian banyak atomnya, lalu menjadi satu yang pelik sekali susunannya, tetapi muadah untuk dipish-pisahkan. Dengan air itulah tergantung kehidupan segala yang ada di permukaan bumi, baik yang berupa binatang dan tumbuh-tumbuhan. Cobalah kalau seseorang membutuhkan seteguk air, apakah yang hendak diperbuatnya, jika ia memiliki harta segudang di dunia ini...? rasanya seluruh harta dan kekayaanya akan dibelanjakan hanya untuk memperoleh seteguk air tersebut. Seluruh harta karunya pasti rela di belanjakan untuk minumnya,sekalipun meliputi seluruh gudang bumi.

Oleh sebab itu cobalah renungkan kembali betapa keajiban lautan itu, semua berupa air yang bagi seseorang sedang berada di tengah samudra itu hanya airlah yang tampak kemana saja ia menharahkan pandangannya. Dari lautan, lihatlah pula sungai, danau, telaga dan sampai ke air terjun, besar dan kecil, seterusnya mata air asli serta buatan semacam perigi dan yang lainnya. Unuk itu membutuhkan waktu yang panjang sekali guna mengadakan penyelidikannya.

Waallahu 'alam bishawab,

Dinukil dari kitab al-Hikmah wal Fikrah
(Imam Al-Ghazali)

Wassalam,
Desiadha, Kuningan, Indonesia 2013

1 komentar:

ESQ Corner mengatakan...

tabah lagi donk artikelnya...

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | GreenGeeks Review