Betapa banyak pribadi yang besar dalam sejarah tetapi yang berjiwa besar sungguh sangat langka. Pribadi tersebut mampu mengalahkan diri sendiri dan mengesampingkan egonya demi kepentingan umat yang jauh lebih besar.
Di antara butiran mutiara itulah Khalid bin Walid ada di barisan terdepan. Satu riwayat yang menyebutkan tentang pemilihan Khalifah yang kedua yaitu Umar Bin Khattab, setelah Khalifah Abu Bakar Ash Shiddiq meninggal. Padahal, pada saat yang bersamaan sedang terjadi peperangan melawan Romawi yang dikomandani Khalid bin Walid. Sebelum Umar menjadi Khalifah, beliau telah berpendapat bahwa posisi Khalid harus diganti karena beliau mengkhawatirkan umat Islam terjatuh dalam kebinasaan, yaitu mereka berperang karena Khalid bukan karena Allah.
Dan benar, setelah beliau diangkat menjadi Khalifah maka perintah pun dikeluarkan untuk mengganti Sang Jenderal. Maka diutuslah Abu Ubaidah untuk menggantikan jabatan Panglima Perang. Dalam sekejap khalid berubah dari seorang Panglima yang memiliki kekuasaan menjadi seorang tentara biasa.
Dan sungguh mengagumkan, Khalid dapat menguasai naluri kekuasaan yang ada padanya (hubbus siyadah) dan tidak menjadikan dukungan tentara kepadanya sebagai alat untuk mempertahankan jabatannya. Bahkan dia tetap berperang di bawah komando baru dan menaati segala perintah atasannya. Ketika dia ditanya tentang sikapnya itu maka keluarlah pernyataan yang indah dan akan selalu dikenang sepanjang masa: ''Aku berperang bukan karena Umar tetapi demi Tuhan Umar.''
Demikianlah kebesaran jiwa Khalid bin Walid, beliau mampu menahan diri sehingga ummat tidak menjadi korban. Tentu akan lain hasilnya apabila Khalid protes atas pemberhentian dirinya sebagai panglima kemudian memobilisasi pendukungnya demi jabatan itu, pasti akan terjadi kekacauan dan umat akan terpecah belah. Mereka bisa saja akan berkelahi di dalam barisan dan pastilah musuh akan dengan mudah mengalahkan mereka, dan penaklukan Romawi mungkin hanya ada dalam angan-angan. Sungguh, kebesaran jiwamu wahai Khalid perlu dijadikan teladan pemimpin masa kini.